Bakalan sapi yang berkualitas, merupakan persyaratan awal dalam memulai usaha penggemukan sapi potong.
Berikut beberapa kriteria berdasarkan jenis, umur, dan ciri fisiknya.
Jenis dan Kualitas Bakalan Sapi
Bakalan sapi untuk penggemukan sapi potong sebaiknya memang berasal dari jenis potong, baik yang beradadi daerah setempat maupun berasal dari luar wilayah pertenakan.
Sapi bakalan yang berkualitas bisa berupa sapi berdarah murni (Sapi Bali), atau sapi hasil persilangan (Sapi Simmental atau Sapi Limousin jantan dengan PO betina).
Jika menggunakan bakalan sapi hasil persilangan, sebaiknya memilih bakalan yang dengan fisik lebih menyerupai induknya.
Misalnya, jika menggunakan bakalan hasil persilangan sapi Simmental atau sapi Limousin jantan dengan sapi Peranakan Ongole (PO) betina, maka sapi bakalan yang digunakan sebaiknya memiliki fisik dominan Sapi Simmental atau Sapi Limousin.
Namun sapi bakalan berkualitas saja tidak cukup, dalam penggemukan sapi potong, sapi bakalan berkualitas harus ditunjang dengan pakan berkualitas agar yang sapi yang dihasilkan sesuai target.
Seperti yang diketahui dalam artikel sebelumnya, pertumbuhan bobot harian sapi Limousin atau sapi Simmental mencapai 2 kg/ekor/hari, jika pakan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan.
Umur Bakalan Sapi
Idealnya, umur bakalan sapi untuk usaha penggemukan sapi potong sekira 2-3 tahun.
Kisaran umur tersebut merupakan umur paling optimal untuk memulai usaha penggemukan.
Umur bakalan sapi yang kurang dari dua tahun, pertumbuhan bobot hariannya masih agak lambat (belum optimal).
Sebaliknya, jika umur bakalan lebih dari tiga tahun, pertambahan bobot harian sudah lambat.
Masih jarangnya peternak, terutama peternak rakyat, yang membuat catatan kelahiran sapi mengakibatkan munculnya kendala untuk mengetahui umur bakalan sapi.
Padahal, pencatatan tanggal lahir merupakan cara yang paling akurat dalam menentukan umur bakalan sapi.
Umumnya, untuk mengatasi masalah tersebut, peternak melakukan dengan metode lain, yaitu melihat kondisi gigi.
Kondisi Fisik Bakalan Sapi
Selain umur, sapi bakalan yang dipilih juga harus memiliki kondisi fisik yang baik, yakni terlihat sehat, segar, aktif, tidak lesu, dan pertumbuhan normal (tidak cacat).
Sapi bakalan yang sehat dan normal tentunya dapat mengoptimalkan program penggemukan sehingga hasilnya maksimal.
Berikut berbagai ciri fisik bakalan sapi yang berkualitas :
- Badan kompak (proposional).
Rangka tubuh tampak kokoh dan lebar (tidak tipis).
- Tubuh panjang dengan tinggi tubuh bagian depan dan belakang relatif sama.
- Dada lebar, bakalan sapi yang baik umumnya memiliki dada yang lebar (tidak sempit) sehingga pertambahan daging selama penggemukan di bagian ini cukup banyak atau maksimal.
- Bulu pendek dan kering dan mata bersinar dan responsif terhadap lingkungan.
- Perut kecil, tetapi pantat lebar.
Bakalan sapi dengan perut besar (buncit) mengidentifikasi terserang cacingan.
Selain itu, perut bakalan sapi yang terlalu besar biasanya juga mempengaruhi jumlah karkas yang dihasilkan karena kosentrasi pertambahan bobot banyak terserap ke perut sehingga mengurangi pertambahan daging ke bagian lain, seperti dada, paha, atau pantat.
- Kaki kokoh dengan tulang kaki besar.
Kaki yang kokoh sangat penting untuk menopang bobot seiring pertambahan bobot.
- Bentuk kaki noormal dan lurus, sejar, tidak membentuk X atau O
- Tidak terlalu kurus dan gemuk.
Bakalan sapi yang terlalu kurus biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk digemukkan.
Selain itu, Bakalan sapi yang terlalu kurus kemungkinan menderita penyakit seperi cacingan atau pernah memakan sesuatu yang tidak seharusnya, seperti plastik atau karet.
Sebaliknya, bakalan yang terlalu gemuk juga kurang ideal untuk digemukkan karena pertambahan bobot hariannya tidak sebanyak bakalan sapi yang badannya ideal.
Semoga Bermanfaat..
No comments:
Post a Comment