Top Soil atau topsoil adalah lapisan tanah bagian atas.
Istilah ini lazim digunakan di dunia pertanian, geografi, geologi, arkeologi dan ilmu2 lain yang berhubungan dengan tanah.
Di bidang pertanian, topsoil mempunyai peranan yang sangat penting karena di lapisan itu terkonsentrasi kegiatan2 mikroorganisme yang secara alami mendekomposisi serasah pada permukaan tanah yang pada akhirnya akan meningkatkan kesuburan tanah.
Banyak kalangan lazim menyebut topsoil ini adalah lapisan humus.
Beberapa waktu lalu, di sela2 keliling di beberapa daerah di Indonesia, saya melihat keanehan (sebetulnya saya sudah mengamati sejak beberapa tahun yang lalu termasuk Pandeglang).
Saat ini, luas areal persawahan di Indonesia semakin menyempit karena ekspansi kawasan pemukiman yang mau tidak mau mengorbankan areal persawahan.
Mungkin karena benar apa yang disebutkan dalam pepatah Jawa: “Angkuh kalah karo Butuh“, ketika kebutuhan akan perumahan semakin meningkat dan tidak ada kawasan lain yang bisa digunakan kecuali areal peruntukan, runtuhlah keangkuhan untuk mempertahankan persawahan.
Dalam hati saya juga menduga, jangan2 runtuhnya keangkuhan itu bukan semata2 karena kebutuhan melainkan karena keangkuhan atau kekuatan kapitalisme.
Petani yang modal utamanya adalah luas lahan dan kesuburan tanah, di musim kemarau ini justru menjual topsoil. Bukan untuk keperluan yang berkaitan dengan tanam-menanam (gardening), melainkan untuk pasokan bahan baku pembuatan batu bata (bata merah).
Lapisan tanah itu memang merupakan material yang sangat bagus untuk pembuatan batu bata, tapi konyol sekali bila lapisan subur itu dikupas begitu saja.
Padahal.. untuk mengembalikan kesuburan tanah secara alami tentunya membutuhkan waktu, tidak bisa secara instant dengan penambahan pupuk2 pabrikan.
Bahkan bilamana dilakukan penambahan pupuk fine compost sekalipun, tetap saja tidak serta-merta kegiatan mikroorganisme menjadikan tanah kembali subur.
Beruntung, tidak semuanya begitu..
Masih ada petani-petani yang bersemangat di musim kemarau ini.
Bahkan, untuk mencukupi kebutuhan air, mereka sampai-sampai harus menyewa mesin pompa.
Entah sampai kapan semangat itu bisa bertahan..?
Jangan2 ketika mereka dihadapkan pada perhitungan untung-rugi sesaat, akhirnya lagi2 “Angkuh kalah karo Butuh"..
Jadi, kita harus bagaimana..???
Apakah nanti kita akan makan batu-bata..???
Beruntung K-Link memberikan solusi dengan adanya K-Bioboost..
Dengan meningkatkan kesejahteraan petani maka tanah pertanian tetap terjaga dan lestari.
Bukan hanya K-Link dan K-Bioboost yg menjadi Solusi, Anda dan kita sama2 menjadi Solusi utk semua permasalahan yg ada di negeri tercinta ini..
No comments:
Post a Comment